KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum
Warahmattullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Salawat dan Do’a
senantiasa tercurah kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, semoga beliau,
keluarga, para sahabat serta para pengikutnya senantias mendapat tempat yang
layak disisi Allah SWT. Amin.
“Jangan
menganggap tugas belajarmu sebagai kewajiban melainkan pandanglah itu sebagai
sebuah kesempatan untuk menikmati betapa indahnya dunia pengetahuan, kepuasan
hati yang diberikannya serta mamfaat yang akan diterima masyarakat apabila
jerih-payahmu berhasil”. Albert Einstein
Berdasarkan kata bijak
diatas, kita mengambil kesimpulan, bahwa sekecil apapun pengetahuan yang kita
dapatkan, maka itu akan bermamfaat bagi kita. Semoga makalah ini bisa membantu
kita dalam mengetahui dan memahami tentang “ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN” sehingga memperoleh tambahan wawasan yang lebih luas.
Lasusua, 09 November 2012
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang multicultural, yang didalamnya terdapat perbedaan-perbedaan
dalam banyak hal. Misalnya, perbedaan data istiadat, agama, ras, suku dan
sebagainya yang seringkali menimbulkan konflik.
Masyarakat mejemuk adalah suatu
masyarakat dimana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial
menjadi bagian yang sedemikian rupa sehingga
anggota masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap
masyarakat secara keseluruhan.
Indonesia adalah salah satu negara
multicultural terbesar di dunia. Kebenaran dan pernyataan ini dapat dilihat
dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Sekarang ini, jumlah pulau yang ada diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesi
(NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah
lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200
bahasa yang berbeda. Selain itu, mereka juga menganut agama dan kepercayaan
yang beragam, seperti Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan
Konghucu serta berbagai macam aliran kepercayaan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan Aneka Warna Masyarakat dan Kebudayaan?
2. Konsep apa saja
yang tercakup dalam Aneka Warna Masyarakat dan Kebudayaan?
BAB II
PEMBAHASAN
ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. Konsep Suku Bangsa
1.
Suku Bangsa
Tiap
kebudayaan yang hidup dalam suatu
masyarakat yang berwujud sebagai komunitas desa, atau kota atau sebagai
kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak yang khas. Hal itu
terlihat oleh orang luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan. Seorang
warga dari suatu kebudayaan yang telah hidup dari hari kehari dalam lingkunga
kebudayaannya biasanya tidak melihat corak khas itu. sebaliknya, terhadap
kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat corak khasnya, terutama mengenai
unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan kebudayaan sendiri.
Corak khas dari suatu kebudayaan bisa
tampil Karen kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil, berupa suatu unsur
kebudayaan fisik dengan bentuk yang khusus atau karena diantara
pranata-pranatanya ada suatu pola sosial yang khusus, atau dapat juga karena
warganya manganut suatu tema budaya yang khusus. Sebaliknya, corak khas tadi
juga dapat disebabkan karena ada kompleks unsur-unsur yang lebih besar.
Berdasarkan atas corak khsus tadi, suatu kebudayaan dapat dibedakan dari kebudayaan lain.
Konsep yang
tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat
oleh suatu kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”, sedangkan kesadaran
dan identitas tadi seringkali dikuatkan juga oleh kesatuan bahasa. Dengan
demikian, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar,
misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan, atau ahli lainnya,
dengan metode-metode analisa ilmiah, melainkan oleh warga kebudayaan yang
bersangkutan itu sendiri.
Dalam
kenyataan , konsep suku bangsa lebih kompleks daripada apa yang terurai diatas.
Ini disebabkan karena dalam kenyataan batas kesatuan manusia yang merasakan
diri terikat oleh keseragaman kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit, tergantung
pada keadaan. Misalnaya, penduduk pulau Flores di Nusa Tenggara Timur terdiri
dari beberapa suku bangsa yang khusus, juga menurut kesadaran orang Flores,
yaiitu orang Manggarai, Ngada, ruing, Nage-Keo, Ended an Larantuka. Keppribadia
dari suku bangsa tersebut dikuatkan oleh bahasa-bahasa khusus, yaitu bahasa
Manggarai, Ngada, Sikka, Ende dan sebagainya, yang berbeda satu dengan yang
lainnya, sehingga seoorang Manggarai tidak mengerti bahasa Sikka, orang Sikka
tidak mengerti bahasa Ngada.
2.
Aneka Warna Kebudayaan
Suku Bangsa
Kecuali
mengenai besar kecilnya jumlah penduduk dalam kesatuan masyarakat suku bangsa,
seorang sarjana antropologi tentu manghadapi suatu perbedaan asas dan
kompleksitas dari unsur kebudayaan yang menjadi pokok penelitian atau pokok
deskripsi etnografinya. Dalam hal itu para sarjana antropologi sebaiknya
membedakan kesatuan masyarakat suku-suku bangsa di dunia berdasarkan atas kriterium
mata pencarian dan sistem ekonomi kedalam enam macam, yaitu:
a.
Masyarakat pemburu dan peramu (Hunting and Gathering
societies).
b.
Masyarakat Peternak (Pastoral Societies).
c.
Masyarakat peladang (Societies of Shifting
Cultifator).
d.
Masyarakat Nelayan (Fishing Communities).
e.
Masyarakat Perkotaan (Komplex Urban Societies).
Kebudayaan
suku bangsa yang hidup dari berburu dan meramu pada akhir Abad ke-20 sudah
hampir tidak ada dimuka bumi. mereka tinggal di daerah-daerah terisolasi di
daerah pinggiran atau daerah terpencil yang karena keadaan alamnya tidak suka
diganggu oleh bangsa-bangsa lain.
Pada masa
kini, jumlah dari semua suku bangsa yang hidup dari berburu diseluruh dunia
belum ada setengah juta orang. Dibandingkan dengan seluruh penduduk dunia yang
berjumlah tiga miliar orang, maka hanya tinggal kira-kira 0,01% dari seluruh
penduduk dunia yang masih hidup dari berburu. Jumlah itu semakin berkurang
karena suku-suku bangsa yang berburu sudah banyak yang pindah ke kota untuk
menjadi buruh.
Masyarakat
yang kompleks telah menjadi objek perhatian para ahli antropologi, terutama
sesuda Perang Dunia II. Pada masa itu, timbuul banyak negara baru bekas jajahan
, dengan penduduk yang terdiri dari banyyak suku bangsa, golongan, bahas,
agama, dalam wadah satu negara nasional yang merdeka.
B. Konsep Daerah Kebudayaan
Suatu daerah
kebudayaan atau Culture Area merupakan suatu penggabungan atau penggolongan
(yang dilakukan oleh ahli-ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam
masing-masing kebudayaannya yang beraneka warna mempunyai beberapa unsur dari
ciri mencolok yang serupa. Sistem penggolongan daerah kebudayaan yang sebenarrnya
merupakan suatu sistem klasifikasi yang mengklaskan beraneka suku bangsa yang
terbesar disuatu daerah atau benua besar, dalam golongan berdasarkan atas
beberapa persamaan unsur dalam kebudayaannya. Hal ini untuk memudahkan gambaran
menyeluruh dalam hal penelitian analisa atau penelitian komperatif dari
suku-suku bangsa di daerah atau benua yang bersangkutan.
Suatu daerah
kebudayaan dikelompokkan kedalam satu golongan. Kebudayaan yang satu dengan
kebudayaan yang lain berbeda. Perbedaan itu dari segi wujud unsur kebudayaan
fiisik, misalnya alat-alat berburu/bertani, alat transportasi, senjata, bentuk-bentuk
ornament, bentuk dan gaya pakaian, tempat kediaman, dan sebagainya. Selain itu
juga, ada perbedaan dari sistem sosial atau sistem budaya, seperti unsur-unsur
organisasi kemasyarakatan, perekonomian, upacara keagamaan, cara berpikir, dan
adat istiadat.
C. Daerah-daerah Kebudayaan
di Amerika Utara
9 (Sembilan) daerah kebudayaan di
Amerika Utara menurut klasifikasi Clark Wissler adalah:
a.
Daerah kebudayaan
Eskimo
Kebudayaan Eskimo meliputi suku-suku bangsa pemburu binatang
laut di pantai utara dan barat laut Kanada, serta pantai pulau-pulau yang
berhadapan dengan pantai kanada, seperti Befinland, Greenland yang telah
mengadaftasikan diri terhadap kehidupan d daerah sebelah utara garis pantai dan
didalam suatu alam yang sangat dingin dengan banyak es dan salju keras. contoh
suku bangsa dari daerah ini: Eskimo Ninivakmiut di Alaska. Eskimo Iglulik
dipantai bagian utara dari teluk Hudson, dan Eskimo Angmasalik di pantai
tenggara pulau Greenland.
b.
Daerah Kebudayaan
Yukon-Mackenzie
Yang meliputi suku-suku bangsa pemburu binatang hutan
koniferus di Kanada Barat Laut. Seperti beruang atau binatang-binatang buruan
yang lebih kecil, serta penangkapan ikan di sungai-sungai besar Yukon dan
Mackenzie, serta anak-anak sungai. Dibeberapa tempat, adapula suku-suku bangsa
yang musim-musim tertentu memburu binatang rusa Reindeer. Salju yang lembut
yang banyak di daerah itu telah menyebabkan berkembangnya alat sepatu salju.
Contoh suku bngsa yang ada di daerah ini adalah Tanana di hulu Sungai Yukon,
Kaska di Hulu Sungai Mackenzie, dan Chipwayan di daerah Danau-danau di Kanada
Utara.
c.
Daerah Kebudayaan
Pantai Barat Laut
Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup
di desa-desa tepi pantai barat laut Kanada, atau di tepi Pantai pulau-pulau
yang berhadapan dengan Pantai Kanada. Suku bangsa itu hidup dari perikanan
(ikan Salmon) dan memburu ikan paus di laut terbuka. Ciri yang mencolok dari
kebudayaannya adalah upacara-upacara Tjotenisme dengan suatu seni patung kayu
yang berkembang luas, seni tenun yang indah, dan adat istiadat sekitar
Potlatch, yaitu pesta-pesta besar dimana kelompok-kelompok kekerabatan yang
berasal dari desa-desa lai saling bersaing secara berlebihan dalam hal
memamerkan kekayaan. Contoh suku bangsa dari dareh ini adalah Tlinggit, Haida
dan Kwakiutl.
d.
Daerah Kebudayaan
Dataran Tinggi
Yang meliputu suku-suku bansa bermasyarakat rumpun hidup di
desa-desa, di rumah-rumah dibawah tanah dalam musim dingin (semi subterranean
winter dwellings) dan rumah-rumah jerami untuk musim panas. Mata pencarian
adalah perikanan dan meramu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Contoh suku bangsa
ini adalah Kutensi, Klamat dan Yurok.
e.
Daerah Kebudayaan
Plains
Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang
sampai kira-kira abad ke-19 tersebar di daerah stepa-stepa maha luas, yaitu di
daerah Prairie atau Plains diantara sungai besar Mississippi dan deret
pegunungan Rocky yanghidup dan berburu binatang banten, bison dengan kuda (yang
pemakaiannya mereka pelajari dari orang Spanyol). Sekarang dengan musnahnya
bison , orang Indian Prairie sudah mempunyai mata pencarian hidup lain atau
sudah trsebar di kota-kota. contoh suku bangsa dari daerah ini adalah Crow
Omaha da Comanche.
f.
Daerah Kebudayaan Hutan
Timur
Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang
tersebar di daerah-daerah sekitar bagian Timur Laut, dan yang hidup berdasarkan
pertanian menetap dengan jagung, sebagai tanaman pokok. Suku bangsa itu umumnya
hidup di desa-desa dengan rumah-rumah panjang yang terbuat dari kulit pohon
untuk musim panas dan rumah-rumah setengah bola yang juga terbuat dari kulit
pohon untuk musim dingin (Wigwam). Contoh suku bangsa ini adalah Winnebago,
Huron dan Iroquois.
g.
Daerah Kebudayaan
Dataran Kalifornia (California Great Basin)
Yang meliputi suku-suku bansa bermasyarakat rumpun yang hidup
dari berburu dan mengumpulkan biji-bijian. Mereka tinggal dalam rumah-rumah
jerami dan terkenal dengan keindahan seni anyamannya. Contoh suku bangsa ini
adalah Miwook, Washo dan Ute.
h.
Daerah Kebudayaan Barat
Daya
Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun tang
tersebar di daerah gurun dan setengah gurun, dan hidup dari pertanian intensif
di lembah-lembah sungai. Suku-suku bangsa itu tinggal di desa-desa berumah
persegi, bertingkay-tingkat yang terbuat dari tanah liat (Pueblo), dan yang
sering di bangun diatas puncak gunung karang yang tinggi curam untuk keperluan
pertahanan. Contoh suku bangsa ini adalah Apache, Navaho, Zuni Peublo, Hopi
Pueblo, dan Santa Clara Pueblo.
i.
Daerah Kebudayaan
tenggara
Yang meliputii suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang
bercocok tanam intensif dengan cangkul dan menanam jagung, labu-labuan dan
tembakau sebagai tanaman pokok.
Mereka hidup dalam desa dengan rumah-rumah berbentuk persegi
panjang yang tergabung dalam federasi-federasi desa yang luas. Dalam kehidupan keagamaannya,
mereka telah mengembangkan suatu sistem upacara yang luas terpusat pada
pemujaan matahari. Contoh suku bangsa ini adalah Cherokee, Seminole dan
Chowtow.
j.
Daerah Kebudayaan
Meksiko
Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rakyat pedesaan yang
berorientasi terhadap peradaban kota yang banyak terpengaruh oleh kebudayaan
Spanyol dan agama Katolik. Dalam zaman sebelum orang Spanyol datang, rakyat
pedesaan berorientasi pada suatu peradaban tinggi di kota-kota besar dan
bangunan kuil-kuil yang indah, pusat penyembahan mmatahari, yang dilakukan
denga upacara-upacara luas dengan korban manusia. Rakyat hidup bercocok tanam
di lading dengan jagung, kentang, labu-labuan tembakau, dan kapas sebagai
tanaman pokok.
D. Daerah-daerah Kebudayaan
di Asia
Pada
hakikatnya suatu benua besar seperti Asia terlampau besar perbedaan
sifat-sifatnya untuk dapat dibagi sebagai keseluruhan kedalam daerah-daerah
kebudayaan. Kalau kita ambil bagian-bagian khusus dari benua itu, misalnya Asia
Barat Daya, Siberia, Asia Selatan, atau daerah lain yang mengklasifikasikan
aneka warna kebudayaan dalam bagian khusus itu kedalam daerah-daerah
kebudayaan, maka baru klasifikasi itu ada artinya.
Kawasan Asia menurut Kroeber dengan
beberapa perubahan, kedalam tujuh bagian, yaitu:
1.
Daerah Kebudayaan Asia Tenggara.
2.
Daerah Kebudayaan Asia Selatan.
3.
Daerah Kebudayaan Asia Barat Daya.
4.
Daerah Kebudayaan China.
5.
Daerah Kebudayaan Stepa Asia Tengah.
6.
Daerah Kebudayaan Siberia.
7.
Daerah Kebudayaan Asia Timur Laut.
8.
Suku-suku bangsa Indonesia.
Klasifikasi
dari aneka warna suku bangsa di Indonesia biasanya masih berdasarkan sistem
lingkaran hukum adat yang mula-mula disusun oleh Van Vallenhoven. Sistem yang
tergambar dalam peta membagi Indonesia
kedalam 19 daerah, yaitu:
1.
Aceh
2.
Sulawesi Selatan
3.
Gayo-Alas dan Batak
4.
Ternate
5.
Nias dan Batu
6.
Ambon Maluku
7.
Minangkabau
8.
Kepulauan Barat Daya
9.
Mentawai
10.
Papua (Irian)
11.
Sumatera Selatan
|
12.
Timor
13.
Enggano
14.
Bali dan Lombok
15.
Melayu
16.
Jawa Tengah dan timur
17.
Bangka dan Beliton
18.
Surakarta dan Yogyakarta
19.
Kalimantan
20.
Jawa Barat
21.
Sangir-Talaud
22.
Gorontalo
23.
Toraja
|
E. Ras,
Bahasa dan Kebudayaan
Sejumlah
manusia yang memiliki ciri-ciri ras tertentu yang sama, belum tentu mempunyai
bahasa induk yang termasuk satu keluarga bahasa, apalagi mempunyai satu
kebudayaan yang tergolong satu daerah kebudayaan. Diantara sejumlah manusia
itu, misalnya da beberapa orang Thai, Khmer dan beberapa orang Sunda. Ketiga
golongan tersebut mempunyai ciri-ciri ras yang sama, yang dalam Ilmu
Antropologi-fisik disebut ciri-ciri ras Paleo-Mongoloid. Namuun bahasa induk
masin-masing orang tadi termasuk keluarga bahasa yang berlainan. Bahasa Thai
termasuk keluarga bahasa Sino-Tibotani, Bahasa Khmer termasuk keluarga bahasa
Austro-Asia, dan bahasa Sunda termasuk keluarga bahasa Austronaesia. Kebudayaan
Thai dan Khmer terpengaruh oleh agama Budha Theravada, kebudayaan Sunda
terpengaruh oleh agama Islam.
Ada sejumlah
manusia yang memiliki ciri-ciri ras yang berbeda, tetapi mempergunakan beberapa
bahasa induk yang berasal dari satu keluarga bahasa, sedangkan kebudayaan
mereka berbeda, seperti orang Huwa di daerah pegunungan Madagaskar, dengan
orang Jawa, dan orang Papua daerah
pantai Utara Papua. Orang Huwa memiliki ciri-ciri Ras Negroid dengan beberapa
unsur ras Kaukasoid Arab, orang Jawa memiliki ciri-ciri Ras Mongoloid-Melayu,
dan orang Papua memiliki ciri-ciri Ras
Melanosoid.
Tetapi ketiga
golongan manusia tersebut mempergunakan bahasa yang termasuk satu induk, yaitu
bahasa Huwa, bahasa Jawa, dan bahasa Bugis, yang walaupun berbeda antara yang
satu dengan yang lain, tetapi termasuk keluarga bahasa Austronesia. Kebudayaan
orang Huewa adalah kebudayaan pertanian, dengan irigasi, yang dikuasai kerajaan
kuno Imerina, dengan agama pribumi dan kini terpengaruh Agama Katolik.
Kebudayaan Huwa digolongkan kedalam daerah kebudayaan Madagaskar. Kebudayaan
Jawa adalah kebuyaan pertanian dan irigasi yang hidup untuk sebagian besar dalam masyarakat pedesaan yang dulu dikuasai oleh suatu rangkaian kerajaan-kerajaan kuno
sejak Abad ke-9, dengan Hindu dan Budha Mahayana yang kemudian terpengaruh oleh
agama Islam.
Dalam zaman
sekarang ini, dimana komunikasi manusia dan mobilitas manusia seluruh penjuru
bumi makin meluas maka pembauran antara manusia dari aneka warna ras, bahasa
dan kebudayaan makin intensif. Namun
untuk keperluan analisa antropologi secara historis perlu mengetahui pola-pola
penyebaran yang asli dari aneka warna ras, bahas dan kebudayaan di muka bumi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep yang
tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat
oleh suatu kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”, sedangkan
kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan juga oleh kesatuan bahasa.
Dengan demikian, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang
luar melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri.
Aneka warna
kebudayaan suku bangsa di dunia dibedakan berdasarkan kriteria mata
pencaharian, yaitu: Masyarakat pemburu dan peramu, Masyarakat Peternak,
Masyarakat peladang, Masyarakat Nelayan, dan Masyarakat Perkotaan.
Daerah-daerah
kebudayaan di Amerika Utara yaitu: Daerah kebudayaan Eskimo, Daerah Kebudayaan
Yukon-Mackenzie, Daerah Kebudayaan Pantai Barat Laut, Daerah Kebudayaan Dataran
Tinggi, daerah kebudayaan Plains, daerah kebudayaan hutan Timur, daerah
kebudayaan Dataran Kalifornia, daerah kebudayaan Barat Daya, darerah kebudayaan
Tenggara, dan daerah kebudayaan Meksiko.
Daerah
kebudayaan di Asia, yaitu: Daerah kebudayaan Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia
barat Daya, China, Stepa Asia Tengah, Siberia, Asia Timur Laut, dan Suku-suku
Bangsa di Indonesia.
Dalam zaman
sekarang ini, dimana komunikasi manusia dan mobilitas manusia seluruh penjuru
bumi makin meluas maka pembauran antara manusia dari aneka warna ras, bahasa
dan kebudayaan makin intensif.
B. Saran
Sebagai penyusun, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kami
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman.
-
KAUKASOID : Golongan
manusia yang mempunyai cirri-ciri fisik yaitu kulit putih, tinggi badan sedang
sampai jangkung, rambut lurus sampai
berombak, mata biru muda sampai cokelat tua, hidung biasanya mancung, dan badan
biasanya berbulu. Contoh: Arab, Afganistan, Turky
-
MONGOLOID : Golongan
manusia yang mempunyai cir-ciri: rambut berwarna hitam, lurus, kelopak mata
yang unik (mata sipit), lebih kecil dan pendek dari ras kaukasoid. Contoh: China,
Korea, Jepang, Tibet, Nepal, Taiwan, Thailand, Indonesia.
-
KOMPLEKS : Mengandung
beberapa unsur yang pelik, sulit dan rumit dan saling berhubungan.
-
MERAMU : Mencari dan
mengumpulkan bahan-bahan (akar-akaran, kayu-kayuan) yang diperlukan
-
KOMPERATIF : bersifat
perbandingan atau menyatakan perbandingan.
-
KOMPETITIF : Bersifat
persaingan
-
ORNAMENT : Huiasan dari
arsitektur, kerajinan tangan dsb. Lukisan, perhiasan dsb. Hiasan yang digambar
atau dipahat (pada candi, gereja atau gedung lain).
-
TJOTENISME/TOTEMISME :
Kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki
kekuatann tertentu.
-
FEDERASI : Gabungan dari
beberapa perhimpunan yang bekerjasama dan seakan-akan satu badan tetapi tetap
berdiri sendiri.
-
Paleo-Mongoloid
-
Sino-Tibotani
-
Austronaesia
Betfair Casino, Raffles, C$1 Casino Bonus - Mapyro
BalasHapusBetfair Casino has 2 new bonuses in place. Here you can receive 청주 출장안마 a total 광주광역 출장안마 of 1 bonus money. Get 군포 출장샵 all welcome cash 사천 출장마사지 and a free spins 시흥 출장마사지 bonus!