Alhamdulillah,
segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya makalah yang berjudul “Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan” dapat
kami selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, Sahabat serta Umatnya
yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
Untuk
menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial budaya di
masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser memerlukan
konsep-konsep dalam menganalisa proser pergeseran masyarakat dan kebudayaan
dalam sebuah penelitian Antropologi dan Sosiologi yang disebut Dinamika Sosial
(Social Dinamic).
“Tak
ada Gading Yang tak retak” begitulah kata pepatah. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermamfaat
bagi setiap pembacanya.
Lasusua, 10 November
2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Effendi,
R (2006) mengemukakan bahwa masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas
manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyaknya bersifat kekalm
berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara
berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
E.B
Taylor (2007) mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat
(2003) mengungkapkan bahwa untuk menganalisa proses-proses pergeseran
masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangann penelitian antropologi dan
sosiologi yang disebut dinamika sosial diantara konsep-konsep yang terpenting
ada yang mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri, yakni
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. selain itu ada proses perkembangan
kebudayaan umat manusia (atau evolusi kebudayaan) Dari bentuk-bentuk kebudayaan
yang sederhana hingga yang makin lama makin kompleks yang dilanjutkan dengan
proses penyebaran kebudayaan–kebudayaan yang terjadi bersama dengan perpindahan
bangsa-bangsa dari muka bumi. Proses lainnya adalah proses perkenalan
budaya-budaya asing yang disebut “proses akulturasi” dan proses pembaruan yang
disebut “asimilasi” dan yang berkaitan
erat dengan penemuan baru yang disebut “inovasi”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
Latar Belakang Masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian
disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa
konsep-konsep mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
2. Bagaimana
proses belajar kebudayaan sendiri?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan
yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk mengetahui konsepsi-konsepsi
mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan
sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan atau
asimilasi dan perubahan atau inovasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
DINAMIKA
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. Konsepsi-Konsepsi Mengenai Khusus
Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam
Bab ini, konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisa secara ilmiah
gejala-gejala dan kejadian-kejadian sosial budaya disekeliling kita sebagai
proses yang sedang berjalan dan bergeser.
semua konsep yang kita perlukan apabial kita ingin menganalisa proses
pergeseran masyarakat dan kebudayaan , termasuk lapangan penelitian ilmu
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial.
Diantara
konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga
masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan
enkulturasi. Ada juga proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya
yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk yang lama semakin kompleks, yaitu
evolusi kebudayaan. Kemudian dap roses penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa
oleh perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses lain
adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat,
yaitu proses akullturasii dan asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan atau
inovasi yang sangat erat kaitannya dengan penemuan baru yang disebut inovasi
dan invention.
B. Proses
Belajar Kebudayaan Sendiri
1.
Proses
Internalisasi
Koentjaraningrat (2003) mengunkapkan bahwa proses
internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang
individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi
yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut Effendi, R (2006) internalisasi adalah
proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim
lingkingan internal dalam diri manusia itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi
merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia,
yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal
maupun eksternal.
Menurut Fathoni, A (2006), proses internalisasi tergantung
dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan,
hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari
berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya. Contoh: Bayi yang lahir terus
belajar bagaimana mendapatkan perasaan puas dan tidak puas.
2.
Proses
Sosialisasi
Menurut Fathoni, A (2006), proses sosialisasi
bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem
sosial. Dalam prose situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa
tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu
disekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang munkin ada
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Koentjaraningrat (2003) individu dalam
masyarakat yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi yang
berbeda-beda karena prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta
lingkungan sosial yang bersangkutan.
Menurut Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses
sosialisasi adalah:
a. Individu
harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
b. Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk
membaca, menulis dan berbicara.
c. Pengendalian
fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
d. Individu
harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
3.
Proses
Akulturasi
Menurut Kuntjaraningrat (2003), mengemukakan bahwa
proses akulturasi merupakan proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta
sikap terhadap adat. system norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam
kebudayaan seseorang
Sejak kecil proses akulturasi sudah dimulai dalam
alam pikiran manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga, kemudian teman
bermain, lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung
dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu prosen akulturasi disebut juga dengan
pembudayaan.
Akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia
dengan satuan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan
asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat
menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur
kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi
dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai
unsur-unsur kebudayaan sendiri.
C. Proses
Evolusi Sosial
1.
Proses
Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan
dapat dianalisa secara mendetail (microscopic), tetapi dapat juga dilihat
secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah
terjadi (macroscopic). Proses-proses sosial budaya yang dianalisa secara detail
dapat memberi gambaran mengenai berbagi proses perubahan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dari suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya
secara macroscopic yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam
antropologi disebut “proses-proses pemberi arah” atau directional processes.
2.
Proses-proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Dalam
Antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial
buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap
individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli antropologi umumnya hanya
memperhatikan adat istiadat yang lazim
berlaku dalam masyarakat yang mereka teliti,
tanpa memperhatikan sikap, perasaan serta tingkah laku para individu
yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam
meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu
diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a. Kebudayaan
sebagai kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-pandangan dan sebagainya
yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya).
b. Kebudayaan
sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit dimana para individu saling
berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua
sistem tersebut sering saling bertentangan dan dengan mempelajari
konflik-konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh
pengertian mengenai dinamika masyarakat
pada umumnya.
3.
Proses
Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan
Apabila
evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang darii suatu jarak yang jauh dengan
suatu interval yang panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan menetukan
arah dari sejarah perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang
bersangkutan.
D. Proses
Difusi
1.
Penyebaran
Manusia
Ilmu
antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu daerah dimuka
bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah
menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan
adanya proses migrasi yang disertai dengan prose penyesuaian atau adaftasi
fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun lamanya.
Ditinjau
dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai macam sebab dari
migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang menyebabkan migrasi
cepat dan mendadak.
Migrasi
lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang
selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga sekarang.
Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah yang makin
lama makin luas.
2.
Penyebaran
Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersama
dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini,
turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia
atau bangsa-bangsa tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja
dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Dalam
zaman modern seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi
mengikuti migrasi-migrasi kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar
individu yang berbeda, ini disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang
membantu mempercepat persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain,
seperti Televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.
E. Akulturasi
dan Pembaruan atau Asimilasi
Akulturasi adalah proses sosial yang
timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu
lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Asimilasi
timbul bila ada:
1. Golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2. Saling
bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama.
3. Kebudayaan
golongan tadi berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan campuran. Golonga
minoritas mengubah sifat khas unsur kebudayaan dan masuk kebudayaan mayoritas.
5
(lima) golongan masalah akulturasi, yaitu:
1. Masalah
metode untuk observasi, mencata dan melukiskan suatu proses akulturasi yang
terjadi.
2. Masalah
unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan yang sukar diterima.
3. Masalah
unsur apa yang mudah diganti dan tidak mudah diganti atau diubah.
4. Masalah
individu yang cepat dan sukar menerima.
5. maslah
ketegangan dari krisis sosial akibat akulturasi
Dalam
peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang [peneliti sebaiknya
memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
1. Keadaan
masyarakat penerima sebelum proses akulturasi berjalan.
2. Individu-individu
dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3. Saluran-saluran
yang dimulai oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan
penerima.
4. Bagian-bagian
dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing
tadi.
5. Reaksi
individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
F. Pembaharuan
atau Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan
dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan tenaga kerja
dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem
produksi dan dibuatnya produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan
penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya
merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan
invension.
Faktor-faktor yang menjadi pendorong
bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah
sebagai berikut:
1. Kesadaran
akan kekurangan dalam kebudayaan.
2. Mutu
dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3. Sistem
perangsang bagi kegiatan mencipta.
Penemuan baru seringkali terjadi saat
ada suatu krisis masyrakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa
tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada
disekelilingnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1.
Konsep yang
diperlukan untuk menganalisa prose-proses pergerakan masyarakat dan kebudayaan,
termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut Dinamika
Sosial. Dari konsep dinamika sosial dapat ditarik beberapa konsep sederhana,
yaitu: konsep proses belajar kebudayaan
oleh masyarakat itu sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi, dan enkulturisasi.
2.
Dalam proses
evolusi sosial dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Proses
Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial.
b. Proses-proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya.
c. Proses
Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan.
3. konsep
proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan
perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi disebut
proses difusi.
4. Akulturasi
adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
5. Inovasi
adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru.
B. Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini bisa
mencapai kesempurnaan.
Dinamika Masyarakat Dan KebudayaanDinamika Masyarakat dan Kebudayaan